Minggu, 23 Februari 2014

Jogja beberapa tahun Lalu

    Titik titik embun di kaca bus membuatku sejenak terbangun dalam lamunan .
Memang aku tak pernah membuka mata selama dalam perjalanan , takut mual .
Aku masih bisu dalam diam , mencoba menyapa indah kota Jogja di pagi hari .
Ingat aku ketika aku mulai menyusuri kota penuh sejarah itu bersama sahabat sahabat kecil ku yang mungkin kini sudah bisa mengedipkan sebelah matanya untuk seorang gadis ataupun pria .
    Hihi , lucu tawa mereka membuatku tersenyum saat ini , .
Lelahpun tak pernah kurasakan meski aku telah berjalan berkilo kilo meter .
Namun benar kata orang , tak akan ada lelah selama kita masih merasakan bahagia .
Perih akhirnya kurasa ketika kakiku lecet terkena sepatu .
Ingat aku ketika tangan tangan jahil itu berubah menjadi malaikat malaikat kecil ,Oh Tuhan , betapa baruntungnya aku memiliki mereka .
    Kota itu menjadi saksi , bagaimana malaikat malaikat kecil itu memperlakukanku , memperhatikanku , mencintaiku , menyayangiku .
Tangan itu menjadi sayap , mencoba memelukku . Membiarkan aku dalam dekap hangatnya , tapi aku malu .
Hingga aku akhirnya membiarkan sayap sayap itu pergi bersama angin .
kata kata manjanya menjadi nyanyian sendu hingga saat ini ketika aku telah dihadapkan pada kenyataan bahka kami tak dapat bersama sama lagi .
     Rindu ?
Selalu , akan , dan terus rindu jika suatu hari ada yang menanyakan aku tentang hal hal itu .
Bagaimana tidak ? Tak pernah kutemui sebelumnya bahagia yang menderu seperti itu .
Tapi kini , ah tidak . Aku tak mau mengingatnya lagi .
Biarkan kota kecil itu menjadi bukti . Berharap jiwa jiwa tak bersayap dipertemukan pada kota yang sama , lalu terbang ke Negri Sakura , Dan membawa tongkat tongkat estafet yang kini mencoba merayap menggapai bintang . I Miss That Mouments :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar